Nelayan Ikan Asin Justru Mendapatkan Berkah Saat Kemarau

Sumadi (65) berpose disela aktivitasnya mengeringkan ikan. Ia mengaku saat ini cuaca sangat bersahabat, sehingga hasil tangkapan ikan para nelayan tergolong bagus. Foto: Falahi Mubarok/Mongabay Indonesia

Di Dusun Tawangrejo, Desa Tambakboyo, Kecamatan Tambakboyo, Kabupaten Tuban, Jawa Timur, nampak ramai dengan aktivitas para nelayan mengeringkan ikan.

Mereka melakukan pengeringan ikan secara tradisional dengan menggantungkan terik matahari. Selain produksinya semakin banyak saat musim kemarau hasil kualitas ikan asinnya juga cukup baik.

Saat pengeringan ikan terlebih dahulu dicuci, kemudian diberi garam. Ada tiga cara penggaraman dalam pembuatan ikan asin, pertama yaitu penggaraman kering, kemudian penggaraman basah. Atau bisa juga kombinasi keduanya.

Data KKP mencatat, pada tahun 2010 jumlah produksi perikanan tangkap di Kabupaten Tuban mencapai 10.070,4 ton. Jumlah tersebut memberikan kontribusi yang cukup tinggi dari dari 21 wilayah di Jawa Timur dengan potensi perikanan lautnya.

Bau amis menyengat tatkala memasuki perkampungan nelayan di Dusun Tawangrejo, Desa Tambakboyo, Kecamatan Tambakboyo, Kabupaten Tuban, Jawa Timur. Sore itu, suasana nampak ramai dengan aktivitas para nelayan mengeringkan ikan. Di tempat yang menjadi sentra ikan kering ini terhampar luas jajaran ikan yang dikeringkan dengan menggunakan alat tradisional, nelayan setempat menyebutnya dengan para-para.

Mereka juga melakukan pengeringan secara tradisional dengan menggantungkan terik matahari. Pengeringan ikan tersebut merupakan salah satu cara pengawetan ikan yang dilakukan dengan cara mengurangi kadar air ikan sehingga aktifitas mikroorganisme bisa dikurangi.

Jajaran ikan yang dikeringkan dengan menggunakan alat tradisional terhampar luas di Di Dusun Tawangrejo, Desa Tambakboyo, Kecamatan Tambakboyo, Kabupaten Tuban, Jawa Timur. Foto: Falahi Mubarok/Mongabay Indonesia

Beberapa nelayan terlihat masih membolak-balikkan ikan supaya lebih cepat kering dan merata, sebagian lagi sudah berkemas karena ikan sudah siap untuk dijual ke pengepul, termasuk Hally Makruf. Bersama istrinya, pria 38 tahun ini menjelaskan, memasuki musim kemarau ini menjadi keberkahan tersendiri bagi para nelayan setempat. Sebab, produksi ikan asin selama musim kemarau hasilnya bisa menjadi lebih banyak daripada ketika musim hujan datang.

“Hasilnya jelas berbeda antara musim kemarau dan musim hujan, bahkan berlipat. Bagi kami penjemuran ikan ini lebih enak musim panas. Kalau musim hujan itu ikan yang dijemur sering buka tutup, kadang itu 3-5 hari baru kering. Sekarang ini pagi dijemur sorenya sudah kering,” kata Hally, panggilan akrabnya disela menyortir ikan asin yang sudah kering untuk dijual ke pengepul, Sabtu (22/05/2021).

Tergantung Cuaca

Selain produksinya semakin banyak pria berkulit sawo matang ini mengaku saat musim kemarau hasil kualitas ikan asinnya juga cukup baik. Karena terik sinar matahari jauh lebih panas menyinari ikan asin saat proses penjemuran. Proses pengeringan ikan ini sangat tergantung pada cuaca.

Nelayan lain Sumadi (65) juga mengaku saat ini cuaca sangat bersahabat, sehingga hasil tangkapan ikan para nelayan tergolong bagus, bisa dibilang pasokan ikan asin dari berbagai jenis ikan saat ini melimpah.

Rata-rata, lanjut dia, nelayan pulang dengan membawa ikan tangkapan 2 kwintal.Dia bilang, lamanya pengeringan pada saat musim hujan juga membuat warna ikan menjadi kekuning-kuningan. Hal ini berpengaruh ke harga jualnya.

“Misalnya ikan teri, kalau pengeringannya lama harganya bisa turun menjadi Rp30 ribu per kilo,” ujar pria yang juga pelaku usaha pengeringan ikan ini. Padahal, lanjut dia, ketika musim bagus seperti ini harga ikan dengan nama latin Engraulidae ini bisa mencapai Rp50-60 per kilonya. Tidak hanya ikan teri, ikan lain seperti ikan layang (Decapterus), ikan bulu ayam (Thryssa mystax), dan ikan tenggiri (Scomberomorini) juga turut dikeringkan.

Ikan teri hasil pengeringan. Ketika musim bagus seperti ini harga ikan dengan nama latin Engraulidae ini bisa mencapai Rp50-60 per kilonya. Foto: Falahi Mubarok/Mongabay Indonesia

Adapun untuk proses pengeringan ikan asin ini sangat bervariasi tergantung pada jenis dan ukuran ikan. Selain itu juga hasil yang diinginkan, dan daerah produksinya. Untuk ikan yang berukuran besar terlebih dahulu dilakukan proses pembelahan dan penyiangan. Sementara untuk ikan yang jenisnya berukuran kecil seperti teri terlebih dahulu diasin dalam keadaan utuh.

Pada dasarnya, lanjut Sumadi, ada tiga cara penggaraman dalam pembuatan ikan asin, pertama yaitu penggaraman kering, kemudian penggaraman basah. Atau bisa juga kombinasi keduanya. Untuk penggaraman ikan kering ini dilakukan dengan cara menaburkan atau melumurkan kristal garam pada seluruh bagian ikan dan rongga perut. Cara penggaraman kering ini biasanya diterapkan pada ikan berukuran besar setelah dibersihkan dan dibelah perutnya.

Sementara untuk penggaraman ikan basah dilakukan dengan cara merendam ikan di dalam larutan garam jenuh, lalu ditiriskan dan dikeringkan. “Penggaraman basah ini seringkali diterapkan untuk menggarami ikan-ikan yang berukuran kecil,” jelasnya.

Potensi Ikan di Tuban

Ikan kering merupakan salah satu bentuk makanan olahan ikan yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia, selain rasanya yang renyah ikan kering juga mudah didapatkan. Priyadi (48) ketua Paguyuban Nelayan setempat menjelaskan, rata-rata nelayan setempat bekerja dua kali. Selain mencari ikan di laut para nelayan ini juga melakukan pengeringan ikan dengan dibantu istri.

Menurut dia, pola seperti ini merupakan solusi terbaik untuk menjawab kesulitan ekonomi, apalagi dimasa pandemi seperti sekarang ini. Para istri nelayan punya aktivitas lain selain sebagai ibu rumah tangga. Dan ekonominya bisa terbantu.

Dia bilang, para nelayan lebih memilih menjual ikan kering sebab harganya bisa lebih tinggi, bahkan berlipat. Saat musim bagus seperti sekarang ini per nelayan bisa menjual ikan kering antara Rp500 ribu hingga Rp1 juta dalam sehari.

“Hanya nelayan ikan kering ini kadang mengalami kendala pada harga ikan yang tidak bisa stabil, harga jualnya bisa berubah lantaran stok melimpah,” ujarnya.

Nelayan menambatkan perahu saat hari menjelang malam. Saat cuaca bagus seperti sekarang ini rata-rata nelayan pulang dengan membawa ikan tangkapan 2 kwintal. Foto: Falahi Mubarok/Mongabay Indonesia

Kabupaten Tuban sendiri merupakan salah satu kabupaten di Wilayah Jawa Timur yang memiliki wilayah perairan laut sepanjang 65 km, meliputi Kecamatan Palang, Tuban, Jenu, Tambakboyo dan Bancar. Kondisi geografis tersebut menyebabkan produksi perikanan laut di Kabupaten berjuluk kota wali ini cukup melimpah, melebihi ikan konsumsi ikan oleh masyarakat.

Data Kementerian Kelautan dan Perikanan mencatat, pada tahun 2010 jumlah produksi perikanan tangkap di Kabupaten Tuban mencapai 10.070,4 ton. Jumlah tersebut memberikan kontribusi yang cukup tinggi dari dari 21 wilayah di Jawa Timur dengan potensi perikanan lautnya. Keberlanjutan dari hasil penangkapan ikan laut tersebut yaitu pengolahan menjadi produk yang mempunyai nilai guna ekonomis yang tinggi, salah satu produk tersebut adalah ikan asin atau ikan kering.

Sumber: Mongabay Indonesia

Posting Komentar

0 Komentar