Tradisi Unik Menyambut Ramadhan di Yogyakarta

Beberapa tradisi ramadan di Yogyakarta. Foto: Pondokyatim.or.id

Setiap daerah di Indonesia punya keunikan masing-masing dalam menyambut ramadan. Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan salah satu daerah yang mempunyai berbagai tradisi unik dalam menyambut datangnya bulan Ramadan.

Umat muslim di seluruh dunia pasti menantikan datangnya bulan Ramadan ini. Bulan Ramadan terkenal dengan kesucian dan kebaikan didalamnya. Oleh karena itu, berbagai macam daerah di Indonesia mempunya tradisi sendiri dalam menyambut bulan Ramadan.

Tinggal di Indonesia gak bisa lepas dari berbagai tradisi yang berbeda-beda di setiap provinsi. Salah satunya tradisi menyambut Ramadan yang ada di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

Uniknya tradisi ini Cuma hanya di Yogyakarta saja lho. Seluruh masyrakat Yogyakarta sangat antusias mengadakan tradisi ini dan bergembira dalam menyambut datangnya bulan Ramadan.

Berbagai macam tradisi yang unik dan bermakna diselenggarakan oleh masyarakat Yogyakarta dalam menyambut datangnya bulan Ramadan. Lalu apa saja tradisi masyarakat Yogyakarta dalam menyambut bulan penuh berkah ini?

Dilansir dari berbagai sumber (12/04/2021), berikut tradisi masyarakat Yogyakarta dalam menyambut datangnya bulan Ramadan.

Padusan

Tradisi Padusan. Foto: Indonesia.go.id

Menyambut datangnya bulan Ramadan, masyarakat Yogyakarta biasanya melakukan tradisi padusan terlebih dahulu. Tradisi ini dilakukan sebelum salat terawih pertama. Tradisi ini bertujuan membersihkan raga dan jiwa saat melaksanakan ibadah di bulan Ramadan. Jadi masyarakat dalam keadaan suci dan bersih.

Dahulu kala, tradisi padusan dilakukan dengan cara berendam di tempat atau pemandian yang dianggap sakral. Tetapi seiring waktu berganti, tradisi ini dapat dilakukan di mana saja, seperti kolam renang atau kamar mandi rumah.

Apeman

Tradisi Apeman di Yogyakarta. Foto: Antaranews

Dalam rangkat menyambut datangnya bulan Ramadan, Keraton Yogyakarta melaksanakan tradisi apeman. Tradisi apeman adalah membuat apem yang cukup besar yaitu berdiameter kurang lebih 20 sentimeter.

Kue apem tersebut dibuat oleh wanita di dalam Keraton Yogyakarta. Nantinya, kue apem akan dibagikan kepada adi dale. Kue apem merupakan jajan pasar yang terbuat dari telur, santan, ragi dan tepung beras.

Labuhan

Upacara Labuhan di Yogyakarta. Foto: Winnetnews

Labuhan merupakan salah satu radisi yang sangat istimewa. Tradisi ini hanya boleh dilakukan oleh keluarga Keraton Yogyakarta dan punggawanya. Hal ini bedasarkan perintah dari Sultan.

Labuhan dilakukan dengan menghanyutkan beberapa helai serta kuku Sultan yang sudah dipotong. Rambut serta kuku yang dihanyutkan ke laut lewat Pantai Parangtritis maupun Gunung Merapi. Warga masyarakat sekitar percaya, tradisi ini akan menghadirkan ketentraman dan kesejahterann.

Posting Komentar

0 Komentar