Surat untuk Wisatawan: Cukup Abadikan, Jangan Rusak

Surat untuk wisatawan: cukup abadikan, jangan rusak. Foto: Pixabay.com
 Surat untuk wisatawan: cukup abadikan, jangan rusak. Foto: Pixabay.com

Tren media sosial yang makin populer mempengaruhi beberapa aspek kehidupan. Salah satunya adalah kecenderungan seseorang untuk mengabadikan momentum dan membagikannya di media sosial. Dewasa ini, media sosial membuat kita jadi lebih aktif untuk berbagi cerita kepada siapapun dan kapanpun.

Studi berjudul Teens, Gender, and Self-Presentation in Social Media yang ditulis oleh Susan C. Herring dan Sanja Kapidzic mengungkapkan bahwa sebagian besar motif seseorang saat berbagi di media sosial adalah untuk presentasi diri.

Presentasi diri merupakan motivasi yang di dorong oleh keinginan untuk terkesan baik di mata orang lain,  atau  kesan  terhadap  diri  yang  ideal.

Kecenderungan untuk berbagi ini juga terbawa dalam dunia travelling. Saat melakukan travelling baik mengunjungi destinasi impian atau melakukan kegiatan ekstrem, rasanya seperti kurang lengkap jika tidak membagikannya melalui media sosial. konten yang dibagikanpun bisa bermacam-macam,  mulai dari video, foto, bahkan tulisan blog.

Seseorang yang melakukan perjalanan cenderung ingin mendapatkan respon saat membagikan cerita yang ia alami di media sosial. Secara tidak sadar, hal ini membentuk kebiasaan kita untuk mendapatkan engganggement dari orang banyak baik berupa like, views, atau komentar.

Hal ini memang terlihat seperti tidak ada yang salah. Namun belakangan, terdapat beberapa fakta yang menunjukkan bahwa keinginan mendapatkan engagement memiliki dampak buruk. Untuk beberapa hal, kecenderungan oversharing di media sosial justru membawa dampak negatif yang perlu dihindari.

Dilansir dari detiktravel terdapat dua turis Rusia yang menjadi sorotan setelah membuang motor di laut Bali untuk keperluan konten media sosial. Video yang dibuat sergey Kosenko dan Alina Oshutinskaya pada 10 Desember 2020 itu berisi mereka berdua yang terjun dari pelabuhan Tanah Anpo, Karangasem, Bali menggunakan motor.

Konten ini langsung menerima banyak kecaman. Pasalnya, dalam video tersebut Sergey dan Alina tampak dengan sengaja mengencangkan motor dan terjun bersama ke laut. Sepeda motor dengan bahan bakar tersebut dinilai dapat mencemari laut.

Kejadian seperti ini tentu bukan satu-satunya yang terjadi. Masih ada beberapa kejadian serupa yang memiliki dampak buruk bagi keberlangsungan potensi pariwista. Parahnya, motifnya tak berubah, yaitu untuk membuat konten semata.

Mendapatkan banyak engagement di media sosial mendorong seseorang untuk melakukan apapun. Ia akan berusaha menampilkan hal-hal yang menarik hingga terkadang tak peduli dengan dampak lingkungan atau sosial yang ditimbulkan.

Untuk itu, ada beberapa hal yang harus diperhatikan agar tetap bisa mengabadikan momentum saat travelling tanpa merusak atau menimbulkan dampak negative lainnya.

Lakukan Riset

Riset sangat diperlukan sebelum melakukan travelling. Riset ini digunakan agar kita lebih memahami aturan ataupun problem yang ada di destinasi wisata tujuan. Jadi kita bisa lebih peka terhadap lingkungan bahkan bisa membantu melindunginya.  Sederhananya, saat berada di daerah wisata yang mengalami krisis air, maka kita juga harus bijak dalam menggunakan air di daerah tersebut. Saat kita berada di daerah yang sudah marak sampah plastik, maka kita juga harus membantu meminimalisir sampah agar tidak menambah problem serupa.

Patuhi aturan dan hormati budaya

Mematuhi aturan-aturan yang ada di destinasi wisata merupakan hal wajib. Setelah malakukan riset dan mengetahui aturannya, kita harus mematuhi aturan tersebut dan membantu mengedukasi jika ada wisatawan yang tidak disiplin. Perhatikan juga aturan-aturan khusus yang ada di setiap destinasi wisata seperti tidak mengganggu hewan yang ada disekitar destinasi dan lain sebagainya.

Selain aturan, budaya sekitar juga harus kita hormati. Karena travaelling juga punya manfaat yang kadang dilupakan, yaitu belajar memahami budaya lain. Kita harus menghormati budaya dan tradisi yang ada di lokasi destinasi tujuan mulai dari norma-norma tertentu, cara berpakaian, cara makan, hingga perilaku umum lainnya.

Posting Komentar

0 Komentar