Mengenal Upacara Ngaben yang Ada di Bali

Pemimpin ritual Ngaben massal. Foto: indonesiakaya.com

Ngaben adalah sebuah upacara pembakaran jasad yang dilakukan oleh umat Hindu di Bali. Upacara ngaben berasal dari daerah Bali, Upacara ini dimaksudkan untuk menyucikan roh anggota keluarga yang sudah meninggal yang akan menuju ke tempat peristirahatan terakhir.

Kata “ngaben” mempunyai arti bekal atau abu yang semua tujuannya mengarah tentang adanya pelepasan terakhir kehidupan manusia. Dalam ajaran Hindu, selain dipercaya sebagai dewa pencipta, Dewa Brahma juga memiliki wujud sebagai Dewa Api.

Jadi upacara ngaben adalah proses penyucian roh dengan cara dibakar menggunakan api agar bisa kembali ke sang pencipta. Api yang membakar dipercaya sebagai penjelmaan Dewa Brahma yang bisa membakar semua kekotoran yang melekat pada jasad dan roh orang yang telah meninggal.

Arak-arakan menuju upacara Ngaben massal. Foto: indonesiakaya.com

Upacara ngaben massal diperuntukkan bagi keluarga yang kurang mampu, agar jasad para leluhurnya dapat disucikan atau dibersihkan sesuai dengan ajaran agama Hindu.

Baca Juga: Mengenal Suku Asmat: Suku Titisan Desa di Papua

Dengan adanya ngaben massal ini, keluarga yang kurang mampu dapat melaksanakan ritual tersebut dengan membayar 2,5 juta rupiah atau bahkan gratis jika memang benar-benar tidak mampu.

Persembahan untuk jenazah dalam upacara Ngaben. Foto: indonesiakaya.com

Upacara ngaben akan dimulai dengan arak-arakan dari para keluarga. Masing-masing keluarga membawa foto mendiang atau jasad yang akan diaben. Bunyi gamelan Bali ikut mengiringi rombongan sampai ke lokasi Ngaben.

Setelah jasad diaben atau dibakar, sisa abu dari pembakaran jasad dimasukkan ke dalam buah kelapa gading untuk kemudian dilarung ke laut atau sungai yang dianggap suci.

Sejarah Ngaben

Ngaben meupakan upacara yang sudah ada sejak dulu di Bali. Dalam bahasa Hindu, Ngaben diartikan sebagai prosesi memisahkan jiwa dari jasad sebelumnya. Proses pemisahan ini dilakukan dengan cara dikremasi.

Dikutip dari Indonesia kaya, Nyoman Singgin Wikarman menjelaskan bahwa kata “Ngaben” berasal dari kata “Beya” yang berarti bekal. Ngaben juga disebut dengan nama lain “Lebu” yang berarti prathiwi atau tanah.

Maka, untuk membuat jasad itu kembali menjadi tanah, umat Hindu percaya bahwa dibakar adalah salah satu caranya.

Dilansir dari berbagai sumber, asal-usul ngaben pertama kali dilakukan oleh Bharatayuddha di India pada 400 SM. Ritual ini dipercaya bisa membawa kembali tubuh almarhum kembali ke dasar tubuh alaminya.

Ini sangat berkaitan dengan energy panas yang bisa dipercayai bisa mengembalikan jasad ke bentuk alaminya. Selain itu, umat hindu juga percaya bahwa upacara Ngaben bisa membebaskan jiwa dari perbuatan buruk selama hidup di dunia.

Seiring dengan penyebaran Hindu yang terjadi di Bali, upacara Ngaben mulai dilakukan pada abad ke 8 dan diwariskan secara turun temurun. Bahkan, upacara ini terus dilakukan hingga sekarang.

Filosofi dan Tujuan Ngaben

Umat Hindu juga percaya bahwa api yang membakar pada upacara Ngaben perwujudan dari dewa Brahma. Api tersebut akan membakar seluruh kotoran yang ada pada jasad manusia ataupun roh yang melekat didalamnya.

Umat Hindu puna filosofi ngaben yang dipercaya secara turun temurun bahwa tubuh manusia terdiri dari tiga lapisan yaitu raga sarira, sukma sarira, dan antahkarana sarira. Raga sarira diartikan sebagai tubuh fisik manusia. Sukma sarira diartikan sebagai badan astral berupa perasaan, nafsu dan pikiran. Sedangkan antahkarana sarira diartikan sebagai roh atau sesuatu yang menyebabkan kehidupan.

Ketika manusia meninggal, atma (roh) yang terlalu lama dalam tubuh harus meninggalkan badan. Untuk mempercepat proses mengembalikan badan kasar ke seumber alaminya itu, diperlukan upacara ngaben.

Demikian ulasan dari Exploring Indonesia mengenai ngaben. semoga ulasan ini bermanfaat untuk menambah wawasan kita mengenai upacara ngaben. 

Posting Komentar

0 Komentar