Bunglon Jambul Hijau: Si Reptil yang Mampu Berubah Warna

Di Indonesia, bunglon ini tersebar di pulau-pulau Jawa, Bali, Borneo, Sulawesi, Sumatra, Nias, mentawai, Kepulauan Riau, Nusa Tenggara, Maluku. Foto: Falahi Mubarok/Mongabay Indonesia

Bunglon jambul hijau merupakan hewan jenis reptil yang mempunyai kemampuan merubah warna tubuhnya, dengan menyesuaikan warna tempat dimana dia berada.

Reptil yang mempunyai nama latin Bronchocela cristatella ini berubah menjadi warna hijau kecoklatan atau coklat. Perubahan warnanya ini biasa digunakan sebagai teknik untuk mengelabuhi musuhnya.

Mempunyai lubang telinga yang besar, ukurannya sebesar matanya sehingga bisa dilihat jelas. Sementara kepala dan leher memiliki warna hijau muda dengan daerah mulut hingga bagian bawah mata berwarna hijau pucat atau keputihan.

Bunglon kerap ditemukan di semak, perdu dan pohon-pohon peneduh di kebun dan pekarangan rumah. Sering juga kedapatan jatuh dari pohon atau perdu disaat mengejar mangsanya. Makanan utamanya yaitu serangga kecil.

Pembawaannya tenang dikala hinggap di atas daun pohon jati (Tectona grandis) di malam hari. Warna kulitnya tidak mencolok karena bepadu dengan warna daun. Saat berpindah dari daun satu ke daun lain jalannya pelan, sehingga memudahkan untuk diabadikan dengan kamera.

Begitu pindah ke daun yang kering warnanya berubah menjadi kuning kecoklatan. Dia lah bunglon jambul hijau, si kadal yang mempunyai kemampuan merubah warna tubuhnya, dengan menyesuaikan warna tempat dimana dia berada. Atau sesuai dengan keadaan emosi, cahaya, suhu, dan kelembaban lingkungannya.

Baca Juga: Primata Endemik Sulawesi yang Kini Berstatus Kritis

Biasanya reptil yang mempunyai nama latin Bronchocela cristatella ini berubah menjadi warna hijau kecoklatan atau coklat. Perubahan warnanya ini biasa digunakan sebagai teknik untuk mengelabuhi musuhnya. Ketika dia marah, warna kulitnya cenderung lebih gelap. Kemampuan mengubah warnanya ini selain digunakan untuk melindungi diri dari predator juga digunakan untuk mencari mangsa.

Sebagian orang mengartikan bahwa bunglon mengubah warna kulitnya sebagai kamuflase atau respon terhadap musuh yang membahayakannya. Padahal, tidak juga seperti itu. Reptil ini memang mempunyai kemampuan untuk merubah warna kulitnya.

Akan tetapi, dia tidak bisa merubah warna warna kulit kesemua warna, melainkan hanya warna-warna tertentu saja. Sementara sel yang mendukung dan membuat perubahan ini terjadi disebut dengan chrismatophores.

Seekor bunglon jambul hijau saat bertengger di atas daun jati. Foto: Falahi Mubarok/Mongabay Indonesia

Persebaran

Bunglon jambul hijau bisa tumbuh, panjangnya bisa mencapai sekitar 57 cm (22 inci). Di leher atasnya terdapat deretan jambul berwarna hijau terang, bentuknya bergerigi yang menjadikannya disebut dengan bunglon jambul, meskipun jumlahnya tidak sebanyak seperti pada bunglon surai.

Mempunyai lubang telinga yang besar, ukurannya sebesar matanya sehingga bisa dilihat jelas. Sementara, kepala dan leher memiliki warna hijau muda dengan daerah mulut hingga bagian bawah mata berwarna hijau pucat atau keputihan. Begitu juga dengan punggungnya yang berwarna hijau muda, hanya lebih gelap daripada kepala dan leher.

Tubuh bagian bawah berwarna hijau muda kekuningan atau hijau pucat. Warna ekornya berwarna hijau kekuningan atau hijau kecoklatan. Kaki dan punggung berwarna sama, dengan telapak kaki berwarna lebih terang. Bunglon adalah hewan yang eksotis dari kelas repil yang hidupnya di pohon.

Baca Juga: 5 Binatang Purba yang Masih Hidup di Indonesia

Bentuknya mirip dengan iguana. Dia adalah salah satu reptil yang paling terkenal terutama di daerah penduduk asli benua Afrika dan Madagaskar, bisa juga ditemukan di beberapa kawasan lain di Eropa dan Asia. Tetapi ada lebih dari 120 spesies yang termasuk dalam keluarga bunglon Chameleon ditemukan di wilayah Mediterania.

Bunglon ini tersebar di Myanmar bagian selatan, Kepulauan Nikobar, Semenanjung Malaya, dan Thailand bagian selatan. Sementara di Indonesia, bunglon ini tersebar di pulau-pulau Jawa, Bali, Borneo, Sulawesi, Sumatra, Nias, mentawai, Kepulauan Riau, Nusa Tenggara, Maluku.

Bagi orang awam, mengetahui bunglon sebagai kadal yang pandai merubah warna kulit dan bisa memanjat dengan handal. Bunglon adalah reptil yang termasuk dalam suku Agamidae. Marganya ada banyak, seperti Bronchocela, Calotes, Gonocephalus, Pseudocalotes, Aphaniotis dan juga saudara dekatnya yaitu cicak terbang (Draco) dan Soa-Soa (Hydrosaurus).

Bunglon kerap ditemukan di semak, perdu dan pohon-pohon peneduh di kebun dan pekarangan rumah. Sering juga kedapatan jatuh dari pohon atau perdu disaat mengejar mangsanya, tetapi dengan segera berlari menuju pohon terdekat. Makanan utamanya yaitu serangga kecil.

Pola Reproduksi

Pada umumnya, bunglon berkembang biak dengan bertelur (ovivar), akan tetapi terdapat pula spesies bunglon yang bertelur di dalam perut dan membersarkan anaknya di dalam perut sebelum dilahirkan (ovovivivar). Spesies bunglon yang bertelur mempunyai telur setelah 3-6 minggu setelah kawin.

Jika akan bertelur, bunglon betina akan turun ke tanah dan mulai menggali lubang antara 10-30 cm tegantung spesies bunglon. Dia akan masuk ke dalam liang tersebut. Spesies bunglon yang bertelur mempunyai telur setelah 3-6 minggu setelah kawin.

Spesies bunglon berkudung (Chamalelo calyptratus) mempunyai telur 80-100 telur, sementara spesies bunglon Brookesia.

Ukuran telur dan bayi bunglon yang baru menetas bervariasi tergantung spesies. Biasanya, telur akan menetas setelah 4-12 bulan, tergantung spesiesnya. Spesies bunglon yang bertelur beranak seperti bunglon Jackson (Trioceros jacksonii) yang mempunyai masa kehamilan 5-7 bulan.

Masing-masing anak akan lahir dalam membran lengket yang merupakan kantong kuning telur. Induknya akan menempelkan telur tersebut pada ranting dimana membran akan pecah dan bayi bunglon bisa keluar. Spesies bunglon ini bisa mempunyai 30 ekor anak sekaligus sekali kehamilan.

Posting Komentar

0 Komentar