10 Jenis Burung Dengan Paruh Unik

Puffin Atlantik. Foto: Richard Bartz/Wikipedia/Creative Commons Atribusi-BerbagiSerupa 3.0 Tanpa Adaptasi

Satu hal menarik dari penampilan burung, selain warna bulu, adalah paruhnya. Bentuk paruh burung yang beragam, tentu saka memiliki beragam fungsi.

Ada paruh yang digunakan untuk menangkap ikan di bawah air, mencapai cabang-cabang tinggi, hingga memecahkan biji-bijian. Pada burung pelatuk, misalnya. Paruhnya yang  mirip pahat digunakan untuk mengebor lubang pada pohon. Jenis ini bisa mematuk 20 kali per detik

Alam hadir dengan berjuta keindahan. Dunia hewan juga begitu, setiap spesies memiliki keunikan tersendiri yang menakjubkan, tak terkecuali jenis burung. Salah satu yang paling menonjol dari keunikan burung, selain warna dan kicauannya, juga bentuk paruhnya.

Bentuk paruh burung yang bermacam tentunya memiliki beragam fungsi. Mulai untuk menangkap ikan di bawah air, mencapai cabang-cabang tinggi, memecahkan biji-bijian, dan lain sebagainya.

Berikut 10 burung dengan paruh luar biasa yang dikumpulkan dari berbagai sumber.

Baca Juga: Mengenal Ekidna, Mamalia Keramat Asal Papua

Rangkong Badak [Buceros rhinoceros]

Rangkong Badak. Foto: Rhett Butler/Mongabay

Rangkong badak memiliki nama yang sama mengesankannya dengan paruhnya yang luar biasa. Di atas paruhnya terdapat fitur khusus yang disebut pelindung kepala, yaitu kurva ke atas mencolok seperti cula badak. Itulah nama umum burung tersebut.

Paruh kuat itu digunakan untuk meraih buah dari cabang-cabang pohon kecil, dan selubung mengesankannya digunakan sebagai ruang beresonansi untuk memperkuat suaranya yang nyaring saat berbunyi.

Shoebill [Balaeniceps rex]

Shoebill yang mirip bangau. Foto: Ueno zoo, Tokyo, Japan/Wikimedia commons/CC BY-SA 2.0

Burung yang mirip bangau ini memiliki paruh berbentuk seperti sepatu besar, yang merupakan ciri paling menonjol. Tepi rahang yang tajam membantu shoebill membunuh mangsanya dan juga membuang vegetasi yang diambilnya di sepanjang jalan.

Ia juga memiliki kail yang tajam di ujung paruhnya, memungkinkan untuk mencengkeram, menghancurkan, dan menusuk mangsanya sekaligus. Dengan kata lain, burung ini memang sekuat kelihatannya.

Kolibri Paruh Pedang [Ensifera ensifera]

Kolibri Paruh Pedang. Foto: Alejandro Bayer Tamayo from Armenia, Colombia/Wikipedia/CC BY-SA 2.0

Burung ini memiliki paruh terpanjang di dunia, jika dibandingkan dengan ukuran tubuhnya. Bahkan, inilah satu-satunya burung yang terkadang memiliki paruh lebih panjang dari tubuhnya.

Dengan paruh panjangnya, kolibri harus merawat dirinya sendiri dengan kakinya. Ia juga harus bertengger dengan kepala dimiringkan ke atas agar bisa tetap berdiri seimbang. Keuntungannya adalah, jenis ini dapat memakan mahkota bunga dengan paruhnya, mencapai nektar yang tidak dapat dijangkau oleh spesies kolibri lain.

Tukan Toco [Ramphastos toco]

Tukan Toco. Foto: Jar0d/Wikipedia/Creative Commons Atribusi-Berbagi Serupa 2.0 Generik

Paruhnya luar biasa, antara 30 hingga 50 persen dari ukuran tubuhnya. Besarnya paruh berfungsi untuk menjangkau benda-benda cukup jauh, juga untuk mengupas kulit buah, mengintimidasi burung lain, dan menakuti predator.

Paruhnya terbuat dari keratin, jadi tidak terlalu berat atau kuat. Struktur itu juga membantunya mengatur suhu tubuh. Penelitian menunjukkan, dengan menyesuaikan aliran darah ke paruhnya, tukan dapat melepaskan lebih banyak panas dari tubuhnya dan menjaga tubuh tetap dingin.

Angsa Kanada [Branta canadensis]

Angsa Kanada. Foto: Daniel D’Auria from Southern New Jersey, USA/Wikipedia/CC BY-SA 2.0

Burung memang tidak punya gigi, tapi angsa ini memiliki sesuatu yang bisa menggantikan gigi. Burung yang ada di mana-mana ini memiliki struktur pendek seperti gigi bergerigi, terbuat dari tulang rawan menonjol, dari tepi paruhnya.

Gerigi ini membantunya menarik vegetasi dari tanah dan tanaman air dari dasar kolam. Angsa ini tidak mengunyah makanan, tapi menelan kerikil untuk membantu memecah makanan.

Pelican Putih Amerika [Pelecanus erythrorhynchos]

Pelican Putih Amerika. Foto: Manjith Kainickara/Wikipedia/CC BY-SA 2.0

Ciri khasnya adalah paruh sangat besar yang dapat menampung air sebanyak dua siraman toilet! Paruhnya yang panjang hampir setengah meter, berfungsi selain menangkap ikan, juga untuk mengeluarkan garam berlebih.

Mereka juga menumbuhkan pelat seperti tanduk seukuran 5 cm di atas paruhnya di musim semi, saat mereka sibuk mencari pasangan; pelat itu lalu jatuh setelah telur diletakkan. Saat berbaring untuk tidur, pelikan memutar kepalanya ke belakang, sekitar 180 derajat dan meletakkan paruhnya di punggung.

Buruk Pelatuk [Picidae]

Burung pelatuk hitam. Foto: Alastair Rae from London, United Kingdom/Wikipedia/CC BY-SA 2.0

Paruhnya yang  mirip pahat digunakan untuk mengebor lubang pada pohon guna mencari makan atau saat menyiapkan sarang pada musim kawin. Mereka bisa mematuk 20 kali per detik! Bulu di lubang hidungnya mencegah partikel kayu terhirup. Mereka membangun sarang di pohon sepanjang tahun dan memiliki satu pasangan seumur hidup dengan betina bertelur antara 2-5 butir.

Roseate Paruh Sendok [Platalea ajaja]

Roseate Paruh Sendok. Foto: Charles J Sharp/Wikipedia/Creative Commons Atribusi-Berbagi Serupa 4.0 Internasional

Benar, paruhnya mirip sendok yang panjang dan kuat. Untuk mencari makan, burung ini berjalan melintasi air dengan paruh panjang yang terendam sebagian, mengayunkan kepala ke depan dan belakang. Ketika menyentuh ikan, krustasea, atau serangga, mereka mengambilnya dengan paruh, mengangkatnya keluar dari air, dan menelannya.

Burung ini juga dikenal saling menghentakkan paruhnya ke paruh anggota anggotanya, seolah bertepuk tangan, saat mereka memasuki musim kawin.

Puffin Atlantik [Fratercula arctica]

Puffin Atlantik. Foto: Richard Bartz/Wikipedia/Creative Commons Atribusi-BerbagiSerupa 3.0 Tanpa Adaptasi

Puffin Atlantik adalah spesies burung laut yang berasal dari Samudra Atlantik. Paruhnya lebar dan segitiga berwarna. Setengah ujung paruhnya berwarna oranye dan setengah lagi abu-abu muda.

Jenis ini memiliki warna seperti penguin, yang disebut badut laut. Mereka menghabiskan sebagian besar hidup di laut, biasa beristirahat di ombak. Menggunakan sayapnya untuk berenang di bawah air, menyelam di kedalaman 200 meter, dan bisa menangkap sejumlah ikan sekaligus menggunakan paruhya yang lebar. Bulu kedap airnya memungkinkan untuk bertahan lama saat mengapung di lautan.

Flamingo [Phoenicopteridae]

Flamingo. Foto: Valdiney Pimenta – Flamingos/Wikipedia/CC BY 2.0

Flamingo adalah burung besar berwarna merah muda yang ditemukan di danau asin dan basah di banyak benua. Seperti halnya warna bulu, bentuk paruhnya yang unik membuat flamingo menjadi istimewa di antara spesies burung.

Paruh bengkoknya berfungsi seperti filter, membantu memberi makan ikan kecil, plankton, dan larva dari lumpur. Ujung paruhnya berwarna hitam di ujung, dan oranye pucat di bagian dekat kepala.

Flamingo biasa memberi makan pada kawanannya, dengan cara itu mereka dapat memperingatkan flamingo lain yang kepalanya tertunduk di lumpur, saat mencari makanan.

Sumber: Mongabay

Posting Komentar

0 Komentar