Wajah Toar dan Lumimuut di Bukit Kasih. Foto: GNFI |
Tahu Gunung Rushmore yang ada di Amerika Serikat? Jika belum tahu, Gunung Rushmore adalah gunung terkenal di Amerika Serikat tepatnya berada di dekat South Dakota.
Gunung Rushmore terkenal karena di permukaan gunung granit itu terdapat ukiran terbesar empat kepala presiden Amerika Serikat, yaitu George Washington (1732–1799), Thomas Jefferson (1743–1826), Theodore Roosevelt (1858–1919), dan Abraham Lincoln (1809–1865). Ukiran wajah di Gunung Rushmore terbilang ikonis, sehingga menjadi destinasi utama di Negeri Paman Sam.
Saking terkenalnya, gunung satu ini muncul dalam salah satu budaya pop dunia yaitu manga dan anime, sebutan untuk komik dan animasi asal Jepang. Dalam manga dan anime berjudul "Naruto" terdapat tempat bernama Monumen Hokage yang bentuknya diadaptasi dari Gunung Rushmore.
Gunung dengan ukiran wajah sebenarnya tidak hanya ada di AS dan kisah "Naruto". Di Indonesia, juga ada tempat di mana kita bisa melihat wajah yang terukir di sebuah gunung, yaitu Bukit Kasih.
Objek Wisata Kerukunan Antarumat Beragama
Bukit Kasih merupakan salah satu objek wisata di Sulawesi Utara. Letaknya 50 kilometer sebelah selatan Kota Manado, tepatnya berada di desa Kanonang, Kabupaten Minahasa.
Bukit ini disebut Bukit Kasih karena di situlah orang-orang dari berbagai agama dapat berkumpul dan berdoa sesuai dengan kepercayaan agama mereka sendiri dalam harmoni dan damai. Tak pelak, tempat ini dianggap objek wisata yang mencerminkan kerukunan antarumat beragama di Sulawesi Utara. Sebagai bukti tempat ini mencerminkan kerukunan antarumat beragama, disini kita bisa menemukan tempat ibadah umat Islam, Protestan, Katolik, Hindu, dan Buddha yang berdiri sejajar di atas puncaknya.
Di pintu masuk Bukit Kasih terdapat sebuah tugu toleransi setinggi 22 meter. Di dalam tugu tersebut terdapat kutipan simbol dan kutipan dari masing-masing agama. Tugu ini juga merupakan monumen untuk mengingatkan akan toleransi dalam kehidupan beragama.
Objek wisata Bukit Kasih digagas oleh mantan Gubernur Sulawesi Utara (2000-2005), Drs. Adolf J. Sondakh dan telah dibuka secara resmi pada 2002. Karena merupakan bukit belerang yang masih aktif, tempat ini juga terdapat pemandian air panas yang berkhasiat untuk kesehatan kulit.
Sebelum naik ke puncak Bukit Kasih, dari bawah terlihat pemandangan anak tangga yang berliku menuju puncak bukit. Tampak pula dua ukiran wajah yang dipahat di salah satu sisi perbukitan tersebut. Menurut legenda masyarakat setempat, wajah di bukit itu ialah sosok wajah nenek moyang orang Minahasa.
Wajah Toar dan Lumimuut di Bukit Kasih
Sebelum naik ke puncak Bukit Kasih, dari bawah terlihat pemandangan anak tangga yang berliku menuju puncak bukit. Tampak pula dua patung wajah yang dipahat di salah satu sisi perbukitan tersebut. Menurut legenda masyarakat Minahasa, patung wajah itu adalah wajah Toar dan Lumimuut.
Siapakah Toar dan Lumimuut? Jawabannya, mereka kedua diyakini sebagai nenek moyang orang Minahasa. Bukit Kasih pada masa lampau konon menjadi tempat ibu (Lumimuut) dan anak (Toar) itu bertemu kembali.
Wajah Toar dan Lumimuut diukir di lereng bukit di bawah puncak kedua. Letaknya tidak berdekatan. Satu agak ke tengah, satu lagi ada di sisi kiri. Uniknya, dari jauh, wajah ini seakan punya rambut. Di mana sebenarnya itu adalah pepohonan yang tumbuh di ukiran dekat kepalanya.Wajah tersebut diukir dengan maksud agar masyarakat Minahasa tidak lupa akan nenek moyang mereka.
Mengutip laporan Kompas pada 2014, menurut sosiolog Universitas Sam Ratulangi, Manado, Alex Ulaen, wisata religi di tempat itu sengaja didirikan untuk menandingi kepercayaan animisme dengan adanya pahatan wajah Toar dan Lumimuut. Cerita tentang Toar dan Lumimuut erat dengan kepercayaan rakyat Minahasa sebelum mereka memeluk agama.
''Salah satu penggagas didirikannya obyek wisata Bukit Kasih adalah A.J. Sondakh yang pernah menjabat Gubernur Sulawesi Utara. Ia dibesarkan di keluarga pendeta. Jadi, adanya tempat ibadah lima agama di Bukit Kasih seolah menegaskan untuk menandingi praktik-praktik animisme yang ada,'' kata Alex.
0 Komentar