Batu Termanu, Perpaduan Laut, Batu dan Savana Yang Mistis nan Eksotis

Panorama padang mempesona Batu Termanu. Foto: Sonny Saban

Berbicara tentang Bumi Ti’i Langga dengan sejuta Pohon Lontarnya memang tidak akan ada habisnya. Pesona keindahannya baik dari wisata bahari, alam dan budayanya sangatlah menggoda untuk disambangi. Salah satu keindahan alam di alam Rote yang sampai saat ini masih menyimpan misteri adalah Bukit Batu Termanu. Sebuah obyek wisata yang mempunyai cerita legenda sangat kuat sekali dengan keindahannya yang begitu istimewa.

Batu Termanu terletak di Desa Onatali, Kecamatan Rote Tengah. Batu Termanu sebenarnya merupakan 2 buah bukit berukuran sangat besar yang berada di sebuah tanjung dan di lepas pantai.

Dua bongkahan batu besar tersebut yaitu Batu Suelai, yang disebut-sebut berkelamin pria oleh masyarakat setempat ini terletak di pesisir pantai. Sedangkan Batu Hun yang berkelamin wanita ini  terletak berada di laut lepas yaitu sekitar 500 m dari bibir pantai.

Batu Hun dan Suelai dipercaya oleh masyarakat setempat adalah sepasang kekasih yang sulit untuk bersatu, dan menurut cerita setempat juga Batu Termanu tersebut berasal dari perairan Maluku yang berpindah-pindah hingga menetap di Rote Ndao. Kedua batu ini juga dianggap keramat karena dapat menurunkan hujan melalui ritual adat yang dilakukan sebelumnya oleh Mane Leo (tokoh adat/ kepala suku).

Terlepas dari legenda misterinya yang masih membuat penasaran, bagi pengunjung yang menyukai tantangan dapat menaiki puncak Bukit Termanu. Dari atas puncaknya, panorama keindahan Batu Termanu yang dikelilingi oleh perbukitan yang didominasi oleh padang savana dan tumbuhan lontar akan terlihat sangat cantik.

Batu termanu dilihat dari kejauhan. Foto: Indonesiakaya.com

Dan karena letaknya yang menghadap ke barat, menjadikan lokasi wisata ini sangat tepat untuk menanti matahari terbenam. Tentunya menyaksikan panorama sunset dari atas bukit akan terasa mengesankan.

Akses Menuju Lokasi Wisata

Akses perjalanan menuju Pulau Rote dari Kota Kupang dapat ditempuh melalui jalur udara dan laut, dengan penjelasan detail sebagai berikut:

Via udara, pengunjung dapat menggunakan pesawat dari Bandara El Tari Kupang ke Bandara Lekunik Rote, menggunakan maskapai yang melayani rute Kupang-Rote-Kupang yaitu Trans Nusa dan Susi Air, dengan biaya sekitar 200-300an ribu rupiah untuk sekali penerbangan. Untuk jadwalnya yaitu seminggu 3 kali yakni Senin, Rabu dan Jum’at/ Sabtu (jadwal dapat berubah tergantung situasi dan kondisi cuaca).

Sedangkan via lautnya terdapat 2 pilihan alternatif kapal yaitu menggunakan kapal lambat (ferry) dan kapal cepat (speed boat). Apabila pengunjung memilih menggunakan kapal ferry, waktu pemberangkatannya yaitu pukul 08.00 WITA dari Pelabuhan Bolok, Kupang dan kemudian berlabuh di Pelabuhan Pantai Baru, Rote. Waktu penyeberangan memakan waktu tempuh hinga 3-4jam (tergantung cuaca dan kondisi laut). Dan bagi yang memilih alternatif kapal cepat berangkatnya yakni dari Pelabuhan Tenau, Kupang dengan waktu keberangkatan pukul 08.00 WITA. Perjalanan dengan kapal cepat memakan waktu sekitar 1.5-2 jam lamanya tergantung kondisi angin dan gelombang di laut.

bukit-bukit savana menghiasi sekitar Batu Termanu. Foto: Indonesiakaya.com

Setibanya di Pelabuhan Pantai Baru (Rote Ndao) pengunjung dapat melanjutkan perjalanannya menuju ke Kota Ba’a. Jarak tempuh dari Pelabuhan Pantai Baru menuju Kota Ba’a yaitu sekitar 45 Menit, dengan kondisi jalanan beraspal halus.

Untuk menuju lokasi Batu Termanu yang berjarak hanya 7 km saja dari Ba’a, waktu tempuhnya hanya memakan waktu 15-20 menit.

Fasilitas dan Akomodasi

Terdapat beberapa fasilitas penunjang seperti jajaran lopo-lopo yang dapat digunakan pengunjung untuk berteduh dan beristirahat sambil menikmati keindahan di sekitar Pantai Batu Termanu. Selain itu juga terdapat penginapan sekelas Hotel Melati yang terdapat tak jauh dari lokasi wisata dengan harga yang terjangkau.

Karena jarang ditemukannya angkutan umum di Rote, pengunjung yang hendak menuju ke Batu Termanu dapat menggunakan jasa ojek atau menyewa kendaraan sebelumnya di Kota Ba’a.

Posting Komentar

0 Komentar