Panorama Rammang-rammang. Foto: Authentic-Indonesia |
Keindahan nusantara sudah tidak perlu dipertanyakan dan diragukan lagi. Bagaimana tidak, belasan ribu pulau yang tersebar luas bersama dengan beraneka keberagaman di dalamnya membuat setiap jengkal wilayah Indonesia selalu menyimpan sejuta keindahan.
Membayangkan tempat berupa pegunungan kapur super besar mungkin akan membawa Kawan ke Tiongkok Selatan, seperti di Guilin, atau bahkan Bukit Kapur Ha Long Bay yang berada di Vietnam.
Memang pegunungan itu adalah pegunungan kapur terbesar pertama dan kedua di dunia. Tapi mungkin Kawan belum menyadari, bahwa pegunungan kapur terbesar ketiga dunia ada di Indonesia. Tempat itu bernama Rammang-Rammang, yang dalam Bahasa Makassar berarti berkabut.
Rammang-Rammang adalah daerah berupa pegunungan kapur seluas 45 ribu hektar yang terletak di Desa Salenrang, Kecamatan Bontoa, Kabupaten Maros, Provinsi Sulawesi Selatan, 40 kilometer dari Kota Makassar.
Pada tahun 2017 lalu, Rammang-Rammang akhirnya memiliki status sebagai Taman Nasional Geopark dari Komnas Geopark Indonesia dan nantinya akan didaftarkan ke UNESCO sebagai warisan budaya dan tempat bersejarah dunia.
Sunset Rammang-rammang di Maros, Sulawesi Selatan. Foto: Instagram.com/travelbestdaily |
Untuk menuju ke sana, dulu wisatawan menggunakan perahu dari dermaga terdekat, sampai pada akhirnya salah satu perusahaan semen terkemuka membangun jalan akses masuk serta membangun jembatan di tempat ini. Alhasil, wisatawan yang akan menuju ke tempat ini semakin mudah, cepat, dan semakin ramah di kantong tentunya.
Sebelum menjadi titik pariwisata, keindahan Rammang-Rammang pernah nyaris hilang. Pegunungan ini pernah ditawar untuk ditambang oleh salah satu perusahaan marmer dan tiga perusahaan asing lainnya dengan segudang iming-iming berupa uang, dan lapangan pekerjaan.
Baca Juga: Menelisik Kehidupan Suku Bajo di Pulau Papan
Namun tentunya masyarakat sepakat untuk tidak menyetujui. Akhirnya, tempat ini dijadikan tempat wisata oleh warga setempat, dan malah menjadi penghasilan utama desa ini.
“Di bentangan karst Maros-Pangkep, ada banyak lebih indah dari Rammang-rammang. Tapi ingat, di Rammang-rammang dengan kekuatan dan keteguhan warganya, mereka menyelamatkan sumber kehidupan,” kata Muhammad Ikhwan, pengelola kawasan wisata Rammang-Rammang dilansir Mongabay.
Menurut pengelola wisata, saat akhir pekan wisatawan yang datang bisa meningkat drastis. Hal ini membuat putaran uang tahunan yang masuk mencapai 7,4 miliar pada 2019. Menurut artikel dari IDNTimes, Sebanyak 25 persen penghasilan retribusi tiket masuk ke pegunungan kapur terluas kedua di dunia tersebut dialirkan ke kas Bumdes (Badan Usaha Milik Desa). Sisanya diserahkan ke kelompok sadar wisata demi menjalankan pemeliharaan atau pembangunan infrastruktur pendukung.
Pegunungan kapur rammang-rammang. Foto: Travelingkuy |
Kompleks Wisata Rammang-Rammang terdiri atas beberapa tempat, yaitu Kampung Berua, Taman Hutan Batu Kapur, Situs Pasaung, Gua Telapak Tangan, Gua Bulu Karaka, Sungai Pute, dan Telaga Bidadari. Yuk, kita bahas!
Kampung Berua
Kampung Berua, Maros | Foto: Kementerian KKP RIinfo gambar |
Pemukiman penduduk di Rammang-Rammang bernama Kampung Berua. Di sini, para wisatawan akan disuguhkan dengan belasan rumah adat panggung khas Suku Bugis yang saling terpencar antara satu dengan yang lainnya.
Mengutip NativeIndonesia, aktivitas pertanian masih menjadi pekerjaan utama warga di Kampung Berua. Bertani merupakan kegiatan yang mereka lakukan secara turun-temurun dan masih dilestarikan hingga saat ini. Hasil pertanian mereka bisa mereka gunakan untuk keluarga mereka sendiri, maupun dijual ke luar kampung sebagai penghasilan warga.
Pemandangan Kampung Berua dari udara | Foto: Lola Karlinainfo |
Selain bertani, warga Kampung Berua juga menanam beberapa jenis tanaman budidaya serta melakukan budidaya ikan Nila, ikan Bandeng, dan udang Vaname secara tradisional di tambak yang mereka miliki.
Situs Pasaung
Lukisan karya manusia purba di Gua Situs Pasaung, Rammang-Rammang | Foto: Kemdikbud RIinfo gambar |
Pada salah satu area di Rammang-Rammang terdapat Situs Pasaung. Situs Pasaung merupakan situs peninggalan prasejarah berupa gua yang berusia 15-20 ribu tahunan. Terdapat lukisan telapak tangan dan berbagai ukiran dalam gua ini.
Konon katanya, tempat ini sempat digunakan oleh para jawara setempat untuk menyabung ayam sebagai simbol kejantanan, sesuai dengan kata “pasaung” yang dalam Bahasa Makassar berarti “menyabung”.
Baca Juga: Bukit Barisan Selatan, Situs Warisan Dunia Yang Ada Badaknya
Telaga Bidadari
Di tengah-tengah pegunungan kapur, bisa ditemukan sebuah telaga berair jernih yang bernama Telaga Bidadari. Air tawar pada Telaga Bidadari berasal dari celah batu kapur.
Jernihnya air di Telaga Bidadari, Rammang-Rammang | Foto: nou22femme.blogspot.cominfo |
Menurut informasi dari Celebes.co, Kebanyakan wisatawan jarang mengetahui telaga yang indah ini karena akses masuk yang agak sulit. Telaga ini dapat wisatawan capai dengan berjalan kaki dari dermaga setempat melewati area bebatuan kapur. Konon kabarnya, telaga ini pernah menjadi tempat mandi para bidadari yang turun dari langit.
Di balik semua keindahan pada berbagai spot di Rammang-Rammang, permasalahan utama Rammang-Rammang adalah masalah sampah. Asisten Deputi Budaya, Seni dan Olahraga Kemenko Maritim Kosmas Harefa selalu mengingatkan pihak Pemkab Maros agar dapat membuat Rammang-Rammang lebih baik terutama dari segi kebersihan, kesehatan dan kenyamanan.
“Kita harus belajar dari Malaysia dan negara tetangga lain di Asia Tenggara. Mereka pintar mengelola kawasan wisata karena bisa menjaga kebersihan, kesehatan, dan kenyamanan. Padahal, dari segi sumber daya alam kalah jauh dari Indonesia,” kata Kosmas diberitakan Mongabay.
Bagi para wisatawan, sebelum menuju ke Rammang-Rammang pastikan datang pagi-pagi agar tidak ketinggalan momen matahari terbit atau sunrise. Siapkan juga uang tunai 200 ribu hingga 300 ribu untuk sewa perahu di sana. Tergantung berapa jumlah orang yang akan diangkut dalam perahu. Kenakan alas kaki dan pakaian nyaman serta siapkan fisik yang prima sebelum berwisata di bukit kapur ini.
Rammang Rammang | Foto: Ruslin Halim via Wikipediainfo |
Akhirnya, berbagai perjuangan warga Desa Salenrang dalam mempertahankan eksistensi Rammang-Rammang dapat membuat pegunungan kapur terbesar ketiga di dunia ini selamat dari gempuran proyek pertambangan yang berpotensi merusak ekosistem di Bumi Maros.
Segala keindahan, kemegahan, serta permasalahan utama berupa masalah sampah di Rammang-Rammang semakin menjadi pengingat bagi umat manusia, bahwa kita bisa saja dengan bebas menikmati seluruh ciptaanNya, tapi kita juga bisa menjadi pembunuh ekosistem berdarah dingin yang perlahan-lahan membuat semua pemandangan ciptaanNya ini tidak sama lagi.
Itulah tadi berbagai fakta mengenai objek wisata Rammang-Rammang, sebuah pegunungan kapur yang terdapat di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan. Sebagai Warga Negara Indonesia, keindahan Rammang-Rammang perlu kita jaga dan kita lestarikan.
Jangan sampai tempat yang sangat asri ini malah menjadi hilang karena ulah manusianya sendiri. Yuk, sama-sama mendoakan agar pandemi ini segera berakhir, dan kita bisa merencanakan perjalanan ke bukit kapur megah yang satu ini. Tetap optimis, semangat, dan selalu cinta Indonesia!
0 Komentar