Lukisan Mengenai Terjadinya Wabah Black Death Source: National Geographic Indonesia |
Meski saat ini dunia tengah
menghadapi pagebluk COVID-19, tapi peristiwa ini bukanlah hal yang baru dalam
peradaban. Ada banyak peristiwa wabah yang terjadi di masa lalu yang mengancam
banyak jiwa.
Wabah Black Death (1347-1353)
Wabah ini menyebabkan sekitar 50
juta hingga 200 juta populasi di dunia meninggal. Bisa dibilang, Black Death
merupakan wabah paling mematikan di dunia.
Para ilmuwan menganggap, wabah
ini seperti COVID-19 yang berasal dari Asia. Ia bermula dari Hubei pada 1334,
kemudian menyebar hingga ke Eropa melalui jalur dagang yang dilalui orang-orang
Mongolia ke Eropa.
Penyakit ini berasal dari bakteri
Yersinia pestis yang terkandung dalam tikus.
Salah satu kota yang paling
terdampak dari wabah ini adalah Caffa di Laut Hitam ketika dikepung oleh bangsa
Mongol. Para tentara Mongol menggunakan jasad prajuritnya yang mati terkena
wabah untuk dilemparkan ke dalam kota.
Flu Spanyol (1918-1920)
Flu Spanyol adalah salah satu
sejarah wabah yang buruk. Sepertiga populasi Bumi, terinfeksi virus H1N1 karena
wabah ini, yang mengakibatkan sekitar 50 juta orang tewas.
Para peneliti masih belum dapat
menentukan secara tepat mengenai penyebab virus yang bisa mengakibatkan
kematian ini. Mirip dengan COVID-19, saat wabah ini berkembang, masyarakat
diperintahkan untuk melakukan karantina, mencuci tangan, dan melakukan social
distancing.
Penyakit ini diyakini pertama
kali muncul pada 1916 di sebuah rumah sakit tentara Inggris di Étaples,
Prancis, selama Perang Dunia I. Influenza yang parah ini dengan mudah menyebar
ke parit persembunyian tentara Perang Dunia I yang dingin dan basah, hingga
selanjutnya menjangkau seluruh dunia.
HIV/AIDS (2005-sekarang)
Tahun 2005 hingga 2012, menjadi
puncak wabah HIV/AIDS. Wabah ini diduga berasal dari Kongo--ketika virus
ditularkan dari simpanse ke manusia pada 1920. Kemudian pada 1981 ditemukan
kasus HIV/AIDS di Amerika Serikat yang diidap oleh pria gay dan pengguna heroin.
Menurut UNAIDS, diperkirakan 36
juta orang telah meninggal karena tanda-tanda penyebab AIDS. Yang terparah
terjadi di kawasan Sub-Sahara Afrika: terhitung ada 2,7 juta orang terinfeksi
HIV, dan 2 juta orang meninggal akibat AIDS.
Wabah Justinian (540-542)
Sama dengan Black Death yang
disebabkan oleh bakteri Yersinia pestis, wabah Justinian menyebar dan terus
muncul dari waktu ke waktu di Asia, Eropa, dan Afrika selama bertahun-tahun
setelah kemunculannya pada 541 M yang kemudian menewaskan jutaan orang.
Wabah ini diyakini dibawa oleh
kapal-kapal dagang yang penuh dengan tikus ketika berlayar ke Mesir.
Procopius, seorang akademisi dari Yunani-Bizantium di masa tersebut menulis: “Itu dimulai dari orang-orang Mesir yang tinggal di Pelusium. Mereka terbagi-bagi. Sebagian pergi ke Alexandria dan seluruh Mesir, dan sementara yang lainnya ke Palestina, tetangga Mesir. Dari sana lah wabah kemudian mulai menyebar ke seluruh Bumi.”
Wabah ini dapat ditularkan dari
tikus ke manusia melalui gigitan kutu hingga mengakibatkan ruam nanah tumbuh di
tubuh, yang umumnya ada di ketiak dan selangkangan, dan menyebabkan demam.
Wabah Antonine (165-180)
Gejala dari wabah Antonine ini adalah diare, batuk, demam, tenggorokan kering, dan memiliki papula merah.
Wabah tersebut mengakibatkan para tentara yang melakukan march dari Roma ke Mesopotamia di akhir tahun 165, mengalami sakit. Mereka yang terjangkit memiliki kulit dengan papula merah dan hitam yang akhirnya menjadi keropeng. Wabah pun menyebar ke seluruh Kekaisaran Romawi.
Para peneliti memperkirakan
penyakit ini seperti cacar karena mereka yang telah terjangkit dan kemudian sembuh
memiliki kekebalan tubuh.
Berdasarkan legenda, wabah ini
disebabkan karena seorang prajurit Romawi tanpa sengaja membuka peti emas di
kuil Apollo, dan membebaskan wabah terkutuk dari segelnya yang mengakibatkan
para dewa marah.
0 Komentar